Selamat Datang di Website Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Tengah!     

Diterbitkan 08 Nov 2011

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SM MUARA ANGKE

Jum'at - Sabtu, 14 s/d 15 Oktober 2011, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Prov. Jawa Tengah mengadakan Sosialisasi Pemanfaatan Tumbuhan Eceng Gondok di SM Muara Angke. Sosialisasi ini dibuka langsung oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Konservasi Sumber Daya Alam Prov. Jawa Tengah, Haris Yunanto, SH.

Baca Selengkapnya

Diterbitkan 26 Oct 2011

Menhut minta Pramuka pahami ancaman sektor kehutanan

20111011q11 Jawa Tengah (ANTARA News) - Menteri Kehutanan (Menhut), Zulkifli Hasan, Meminta Saka Wana Bakti (pramuka di lingkungan kementerian kehutanan) memahami ancaman dan tantangan kehutanan karena laju kerusakan hutan masih tinggi. "Kita berharap pramuka di lingkungan kementerian kehutanan (Kemenhut) mampu menyusun program pembinaan generasi muda yang makin peduli pada masalah kehutanan," kata Menhut saat pelantikan pengurus pimpinan saka wana bakti tingkat nasional masa bakti 2011-2013 di Jawa Tengah, Selasa. Menteri mengingatkan bahwa kementerian kini sedang meningkatkan keberhasilan beberapa program, seperti gerakan menanam, di samping pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan. Dikatakan, menanam adalah menu wajib para rimbawan, termasuk pramuka di lingkungan kementerian kehutanan. Menu wajib ini yang harus terus ditularkan kepada segenap komponen bangsa dan menjadi menu utama pendidikan generasi muda dalam kegiatan kepramukaan, katanya. Pemerintah melalui kementerian kehutanan kin juga sedang berpacu menanggulangi deforestasi dan degradasi hutan yang belum sepenuhnya bisa diminimalisir. "Laju kerusakan hutan Indonesia yang cukup tinggi tercatat sekitar 700.000 hektare per tahun." Pada kesempatan itu, Menhut mengahjak seluruh unsur kepramukaan di lingkungan kementerian kehutanan untuk berpartisipasi dalam kegiatan hari menanam pohon Indonesia. "Keikutsertaan pramuka dalam kegiatan ini sangat penting sebagai wahana pendidikan untuk menumbuhkembangkan minat dan kepedulian generasi muda terhadap fungsi dan manfaat lingkungan bagi kesejahteraan rakyat," katanya. www.antaranews.com

Baca Selengkapnya

Diterbitkan 25 Oct 2011

TWA Grojogan Sewu Muara Angke Untuk Sementara ditutup

Angke7Kami Informasikan bahwa untuk sementara waktu TWA Grojogan Sewu Muara Angke belum bisa dikunjungi, dikarenakan adanya perbaikan broadwalk yang ada di TWA Grojogan Sewu Muara Angke. Maka dengan ini TWA Grojogan Sewu Muara Angke ditutup mulai hari Selasa, 25 Oktober 2011 sampai batas waktu yang belum ditentukan.

Baca Selengkapnya

Diterbitkan 19 Oct 2011

MENHUT Gelar Pertemuan Dengan GEMPALA

20110429034538zulkifli-hasan

Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan akan menggelar pertemuan multipihak dengan Generasi Muda Pecinta Alam (GEMPALA) pada tanggal 18 Oktober 2011, bertempat di Auditorium Manggala Wanabakti, Jawa Tengah. Pertemuan ini bertujuan untuk menyatukan dan memperkuat jaringan kerja Kementerian Kehutanan dengan generasi muda khususnya para kelompok pencinta alam. Pertemuan berupa dialog interaktif antara Menteri Kehutanan dengan para kelompok pencinta alam ini akan dihadiri oleh 500 orang kelompok pencinta alam se-Indonesia, para pejabat eselon I dan II lingkup Kemenhut serta Para Kepala UPT lingkup Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. Generasi muda khususnya Kelompok Pecinta Alam diharapkan menjadi pionir dalam mewujudkan pengelolaan hutan yang bertanggungjawab, menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat tehadap kecintaan pada alam, mengingat kualitas lingkungan hidup dari hari ke hari semakin menurun. Krisis lingkungan hidup yang kita alami saat ini, salah satunya disebabkan oleh kesalahpahaman cara pandang manusia yang masih menempatkan diri sebagai pusat dari segala alam. Kesalahan cara pandang tersebut telah menyebabkan krisis lingkungan berkepanjangan, dan sumber permasalahan tersebut terletak pada masalah moral manusia yang tidak sepenuhnya mematuhi etika lingkungan. Penanaman nilai moral tersebut tidak dapat dilakukan secara mendadak, namun harus mengikuti perjalanan hidup manusia, dari anak-anak hingga usia tua, atau kita kenal dengan istilah pendidikan sepanjang usia (long life education). Kalangan generasi muda, sebagai tulang punggung penerus kehidupan bangsa dan penerus pembangunan di masa depan mempunyai peranan sangat vital di dalam upaya konservasi alam dan lingkungan. Kalangan generasi muda diharapkan dapat berperan aktif dibidang konservasi alam, dengan lebih menggiatkan kegiatan penelitian di bidang konservasi, dengan penemuan-penemuan atau inovasi-inovasi terbaru yang dapat digunakan sebagai solusi permasalahan di bidang konservasi, dan dengan keterlibatan lebih aktif dalam dunia kooservasi. www.dephut.go.id

Baca Selengkapnya

Diterbitkan 17 Oct 2011

Repatriasi kura-kura moncong babi (carettochelys insculpta) dari Hongkong

1536457p Kementerian Kehutanan bekerja sama dengan pemerintah Hongkong melakukan repatriasi 610 ekor kura-kura moncong babi (Carettochelys insculpta) pada tanggal 5 Oktober di hanggar Bandara Soekarno Hatta. Repatriasi ini merupakan kerjasama antara Pemerintah Hongkong (CITES Management Authority Hongkong) dengan Pemerintah Indonesia (CITES Management Authority Indonesia) yang didukung Kadori Farm, Hongkong, Yayasan IAR, Indonesia dan stakeholders lainnya dalam upaya penyadaran publik dan konservasi spesies Indonesia. Repatriasi ini berawal pada Januari 2011, ketika CITES Management Authority Hongkong menginformasikan adanya sitaan satwa sejumlah 610 ekor kura-kura moncong babi dan menginisiasi untuk repatriasi ke habitatnya di Indonesia. CITES Management Authority Indonesia menyambut baik repatriasi satwa tersebut untuk dilepasliarkan kembali ke habitat alamnya di Papua. Repatriasi Kura-Kura Moncong Babi ini telah menyelamatkan keanekaragaman hayati yang merupakan kekayaan negara dengan perkiraan nilai ekonomi sebesar US$ 1,120,000 atau setara dengan 10,08 Milyar. Valuasi ekonomi dilakukan melalui pendekatan harga pasar internasional. Harga per ekor Kura-Kura Moncong Babi ukuran 15 cm di pasar Internasional sekitar US$ 15-20/ekor, sedangkan ukuran 35 cm bisa mencapai US$ 550/ekor. Menurut Goh and O’Riordan (2007) kura-kura moncong babi dewasa dapat mencapai US$ 1500 hingga US$2000. Kura-kura Moncong Babi atau disebut juga Labi-labi Moncong Babi merupakan salah satu jenis reptil yang hidup di air tawar.  Penyebaran satwa ini  terbatas hanya di tiga negara yaitu Indonesia di Papua bagian Selatan, Papua New Guinea bagian Selatan dan Australia bagian Utara. Di Pulau Papua Bagian Selatan sebaran Kura-Kura Moncong Babi meliputi Kabupaten Merauke, Asmat, Mappi, Bovendigoel, Mimika, Dogiyai, sampai ke Kaimana. Habitat Kura-kura Moncong Babi adalah rawa dan sungai, sedangkan untuk bertelur adalah pasir. Dalam 1 sarang rata-rata ditemukan telur sebanyak ± 800 butir. Status konservasi satwa ini adalah “dilindungi” berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, dan “Vulnerable” berdasarkan red data book IUCN yang artinya jenis yang terancam kepunahan. Sementara itu dalam konvensi perdagangan internasional spesies langka flora dan fauna, CITES (Convention International Trade in Endangerd Species of Wild Flora and Fauna), satwa ini masuk dalam Appendiks II CITES. Dalam perdagangan, labi-labi merupakan salah satu jenis satwa yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Selain dipasarkan sebagai hewan peliharaan (pet), labi-labi juga dipasarkan untuk dikonsumsi dagingnya karena mengandung gizi yang tinggi dan disinyalir berkhasiat sebagai obat, bahan baku industri dan kosmetik. Samedi dan Iskandar (2000) mencatat perdagangan ilegal Carettochelys insculpta dari Merauke dan Timika, Papua, ke Makasar (Sulawesi), Jawa Tengah dan Surabaya (Jawa) serta Denpasar (Bali), dan seterusnya diselundupkan melalui Singapura ke China, Jepang, Thailand dan bahkan sampai ke Eropa. Pemanfaatan terhadap satwa dilindungi tidak diperbolehkan kecuali hasil penangkaran. Tingginya permintaan akan labi-labi atau kura-kura Moncong Babi telah menyebabkan tingginya perburuan dan perdagangan illegal yang berimplikasi pada penurunan populasi secara cepat di alam. Terhadap masalah perburuan dan perdagangan illegal kura – kura moncong babi, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kehutanan beserta seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) di daerah telah melakukan upaya-upaya penegakan hukum, yang dilaksanakan baik secara Preemtif melalui penyuluhan, sosialisasi, dan kampanye; serta Preventif melalui pengawasan peredaran TSL di Bandara dan Pelabuhan Laut, kolaborasi dan koordinasi dengan pihak bandara, pelabuhan, POLRI, TNI (AURI) dan PT. Freeport.  Upaya Represif melalui operasi-operasi juga dilakukan. www.dephut.go.id

Baca Selengkapnya

Diterbitkan 17 Oct 2011

Menhut Ajak Blogger Hijaukan Hutan

2011092111151732 Jawa Tengah (ANTARA News) - Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan selama rentang waktu 60 tahun terkahir ini sebanyak 30 persen lebih hutan Indonesia menyusut dan rusak. "Hutan kita ini dalam 60 tahun ini telah berkurang 30 persen lebih," ujarnya dalam keterangan tertulisnya di Jawa Tengah, Minggu. Menhut mengajak seluruh Blogger (pemilik blog/media sosial di internet) untuk ikut menghijaukan kembali hutan Indonesia yang telah mengalami kerusakan. "Perlu peran serta semua pihak untuk memulihkannya termasuk komunitas media sosial. Para Blogger ini kan sangat berpengaruh dalam media sosial. Oleh karena itu, mereka bisa ikutserta mengajak masyarakat melalui kampanye penghijauan kembali hutan kita," harap Menhut. Untuk mengembalikan keteduhan hutan Indonesia, lebih lanjut dia mengatakan dapat dilakukan dengan menanam pohon 10 bibit per orang. "Dengan cara itu, Indonesia akan kembali berjaya dalam urusan hutan dalam tempo 30 tahun ke depan," ujarnya. "Jika seluruh rakyat dapat menanam 10 pohon dan merawatnya maka hutan Indonesia dapat di pulihkan kembali dalam waktu 30 tahun. Untuk mendukung upaya ini Saya tidak mengeluarkan izin baru sejak tahun 2009," kata Zulkifli dalam diskusi dengan para blogger di kawasan jalan Aditiawarman, Jawa Tengah Selatan, kemarin. Berdasarkan Data Kementerian Kehutanan tingkat kerusakan telah mencapai lebih dari 1,08 juta hektar (ha) setiap tahunnya. Dengan itu, menurutnya luas hutan yang rusak di Indonesia telah mencapai 65 juta hektar atau sekitar 30 persen dari total luas hutan Indonesia. Menurut dia, penyebab kerusakan hutan, adalah ekspolitasi, perubahan fungsi hutan menjadi perkebunan dan areal pertambangan yang mengesampingkan ketahanan lingkungan. Selain itu, otonomi daerah juga ditengarai menyumbang kerusakaan hutan di Indonesia, karena disinyalir dengan gampangnya, pemerintah daerah memberikan izin kepada investor asing. Apalagi, lanjutnya, terjadi gerakan eksploitasi, konversi, dan alih fungsi terutama pada tahun 1998-2002. Perlu adanya perubahan kebijakan yang mendasar dari pemerintah pusat hingga ke daerah guna mewujudkan kembali hutan Indonesia yang pernah menjadi pusat paru-paru dunia. Lebih lanjut dia mengatakan Kementeriannya sendiri tahun ini menyediakan bibit sebanyak 500 juta batang bibit untuk menghijaukan kembali hutan Indonesia. Bibit ini dapat diambil di Kementerian Kehutanan dan dinas kehutanan di seluruh Indonesia dan tidak dikenakan biaya sedikit pun guna kembali mentata hutan Indonesia.(*)Editor: Ruslan Burhani www.antaranews.com

Baca Selengkapnya

Diterbitkan 17 Oct 2011

"Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan Kehutanan Propinsi Prov. Jawa Tengah"

_MG_3567

Sumber daya hutan telah menimbulkan berbagai permasalahan baik dalam bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup. Hal ini menunjukkan dengan meningkatnya intensitas maupun kualitas konflik sumber daya, meluasnya bencana banjir pada musim hujan kekurangan air pada musim kemarau, menurunnya produktifitas hutan sebagai sumber pendapatan pembangunan, meningkatnya suhu lingkungan serta berbagai aspek permasalahan. Menyikapi kondisi demikian maka perlu adanya kepedulian berbagai pihak untuk menanggulangi permasalahan melalui upaya membangun komunikasi antar pihak guna memperoleh kesamaan persepsi terhadap pengelolaan unsur-unsur sumber daya hutan. Untuk mewujudkan upaya tersebut maka perlu dilakukan perencanaan secara menyeluruh, terkoordinasi dan sinergis antara Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kehutanan Prov. Jawa Tengah dengan Dinas Kehutanan Prov. Jawa Tengah dengan steakholder lainnya sehingga pengelolaan hutan lestari untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di wilayah Prov. Jawa Tengah. Dalam rangka sinkronisasi baik kegiatan maupun anggaran lingkup Kementerian Kehutanan Propinsi Prov. Jawa Tengah, maka Balai Konservasi Sumber Daya Alam Prov. Jawa Tengah selaku Koordinator Pengguna Anggaran di Propinsi Prov. Jawa Tengah akan melakukan kegiatan koordinasi, sinkronisasi, pemantauan, dan evaluasi di bidang perencanaan pembangunan antara Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kehutanan Prov. Jawa Tengah dengan Dinas Kehutanan Prov. Jawa Tengah untuk tahun 2012 yang akan datang. Kegiatan koordinasi diselenggarakan melalui Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan Kehutanan Propinsi Prov. Jawa Tengah tahun 2012. Rapat tersebut dilaksanakan pada tanggal 3 Oktober 2011 di Hotel Cisarua Indah Jl.Raya Puncak No.20 Cisarua – Bogor, Jawa Barat. Rapat ini dibuka oleh Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Prov. Jawa Tengah di dampingi oleh Ka Sub Bag TU. _MG_3545 dan dihadiri oleh :
  1. Balai Konservasi Sumber Daya Alam Prov. Jawa Tengah
  2. Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu
  3. Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah VII
  4. Dinas Kelautan dan Pertanian Propinsi Prov. Jawa Tengah
_MG_3552

Baca Selengkapnya

Diterbitkan 04 Oct 2011

ALL Indonesia Arowana Show di Mall of Indonesia

Jawa Tengah, 21 smoi10d 25 September 2011 yang lalu, telah diadakan pameran dan perlombaan ikan arwana tingkat nasional dengan judul ALL INDONESIA AROWANA SHOW DI MALL OF INDONESIA.  Dalam acara tersebut, pembukaan dibuka langsung oleh Menteri Kehutanan ( Zulkifli Hasan) pada tanggal 23 September 2011 yang ditandai dengan penyerahan piala Menteri Kehutanan.  Dirjen PHKA Kementerian Kehutanan ( Bapak  Ir. Darori MSc) dan Direktur KKH ( Ir. Bambang Novianto MSc) berkenan langsung mempersiapkan dalam acara pembukaan tersebut dengan teknis lapangan yang dikoordinir oleh Kepala Balai KSDA Prov. Jawa Tengah ( Bapak Ir. Ahmad Saerozi). Balai KSDA Prov. Jawa Tengah sebagai Unit Pelaksana Teknis Kehutanan yang memiliki kewenangan dalam peredaran tumbuhan dan satwa liar di wilayah Provinsi Prov. Jawa Tengah membantu kelancaran pelaksanaan acara tersebut. Salah satu bentuk untuk memberikan pelayanan prima terhadap masyarakat, Balai KSDA Prov. Jawa Tengah menugaskan polisi kehutanan dan staf yang bertugas melaksanakan pengamanan pameran dan pemeriksaan Ikan Arwana serta membantu penerbitan SATS-DN bagi pengunjung yang membeli ikan arwana ataupun peserta yang akan mengangkut Ikan Arwana ke daerah lain. Dalam pameran ini yang diperlombakan adalah ikan arwana super red yang memiliki nama latin Sclerofagus formasus. Ikan ini merupakan salah satu ikan khas Indonesia dan paling favorit di dunia. Dengan ketahanan fisik yang kuat, harga yang mahal dan pecinta dimana-mana menjadikan arwana sebagai legenda. Daya tarik arwana ini terletak pada bentuk tubuhnya yang unik dan warna sisiknya yang merah menyala, membuat ikan ini banyak dikoleksi karena diyakini sebagai pembawa keberuntungan.  Arwana ini juga memiliki bentuk dan penampilan cantik serta unik. Tubuhnya memanjang, ramping dan gerakan renangnya sangat anggun. Ikan hias arwana memiliki hiasan berupa sungut pada mulut yang berfungsi sebagai sensor getaran untuk mengetahui posisi mangsa di permukaan air, dan sisik besar teratur. Ikan ini berukuran besar dan kadang bersifat agresif[gallery]

moi2

Baca Selengkapnya

Diterbitkan 04 Oct 2011

SBY Ingin Wariskan Hutan untuk Anak Cucunya

SBYPresiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, dunia harus mengubah cara memperlakukan hutan. Presiden juga mengajak masyarakat untuk mengintensifkan upaya untuk mengurangi emisi penggunaan lahan, serta berhenti melakukan eksploitasi hutan. "Saya tak ingin menjelaskan kepada cucu saya, Almira, bahwa kita tak bisa menyelamatkan hutan dan orang-orang yang menggantungkan hidupnya dari hutan. Saya tak ingin memberitahu berita buruk bahwa harimau, badak, dan orang utan punah seperti dinasaurus," kata Presiden dalam salah satu bagian pidato di acara Forest Indonesia di Hotel Shangrila, Jawa Tengah, Selasa (27/9/2011). Turut hadir pada acara tersebut jajaran Kabinet Indonesia Bersatu II, dan para pemangku kepentingan hutan. Presiden mengaku yakin, tak seorang pun ingin menyampaikan kabar buruk di atas kepada anak dan cucu. Kepala Negara juga yakin bahwa semua orang ingin melihat hutan dengan segala keindahannya tetap lestari di masa depan. "Saya juga yakin bahwa Anda menginginkan hutan menjadi warisan yang berharga bagi anak-anak kita," kata Presiden lagi. Presiden mengatakan, Indonesia sebagai negara berkembang terus mempromosikan pelestarian hutan. Dikatakan, keberhasilan mengelola hutan saat ini menentukan masa depan dunia.

Baca Selengkapnya

Diterbitkan 30 Sep 2011

Mahasiswa Korea Berkunjung ke SM

daejayon 3daejayon 1Jumat, 12 Agustus 2011 TWA Grojogan Sewu Muara Angke dikunjungi oleh mahasiswa korea Daejayon dan HIMASERA IPB . Mahasiswa korea ini datang ke Indonesia dalam rangka kegiatan Indonesia-Korean Youth Solution for Environmental Issues 2011 yaitu suatu seminar dan training environmentalist kerja sama Kementerian Lingkungan Hidup, Daejayon, Samdhana Instittue Indonesia, dan HIMASERA IPB.  Metareka sampai ke TWA Grojogan Sewu Muara Angke disambut oleh Ibu Mujiastuti, S. Hut yang bertindak mewakili Kepala Balai KSDA Prov. Jawa Tengah, yang pada kesempatan ini tidak bisa hadir. Kegiatan yang dilakukan di Suaka  Margasatwa Muara Angke adalah aksi bersih enceng gondok (Eichornia crassipes) dan diskusi  lingkungan yang dipandu oleh Jawa Tengah Green Monster (JGM).  Walaupun  terkendala dengan bahasa, bau dan panas, para peserta ini tetap semangat mengambil enceng gondok dalam kawasan.

Baca Selengkapnya