Selamat Datang di Website Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Tengah!     

Diterbitkan 23 May 2011

PROTAP Pemeriksaan dan Penyegelan TSL di Pelabuhan Laut dan Udara

SerangRapat Pleno, 21/05/2011 Kepala Balai melaksanakan pembahasan Penyusunan Prosedur Tetap Pemeriksaan dan Penyegelan Tumbuhan dan Satwa Liar di Pelabuhan Darat dan Udara. Pembahasan ini melibatkan beberapa pejabat di lingkup Balai KSDA Prov. Jawa Tengah, antara lain : Kepala Sub Bagian TU dan Perlengkapan ( Haris Yunanto, SH), Kepala Seksi Wilayah I ( Budi Mulyanto, Spd), Kepala Seksi Wilayah III ( Trustiadi, SH ),  Kepala Satuan Petugas Pengamanan ( N. Yanang Lima, SH ),  PPNS ( Adam Mustofa, SH ),  Kanit Seksi Wilayah II ( Darma Osra, Spi ), Kanit Wilayah III ( Resijati Wasito ), Anggota Unit Seksi Wilayah I ( Heri Suseno ), dan beberapa staf Balai KSDA Prov. Jawa Tengah. Perlu diketahui, Kota Jawa Tengah sebagai ibu kota Negara merupakan pusat pemerintahan dan pusat perekonomian yang menyebabkan tingginya tingkat permasalahan di semua bidang baik ekonomi, politik, sosial, budaya dan keamanan. Terkait dengan tugas dan fungsi pokok Balai KSDA Prov. Jawa Tengah, permasalahan peredaran tumbuhan dan satwa liar khususnya Illegal trade of Wildlife menjadi permasalahan yang sangat pelik dan kontroversional. Oleh sebab itu diperlukan Penyusunan Prosedur Tetap Pemeriksaan dan Penyegelan Tumbuhan dan Satwa Liar di Pelabuhan Darat dan Udara. Protap tersebut merupakan kebijakan dari Kepala Balai sebagai salah satu sarana untuk pelaksanaan, penertiban, pengawasan dan pengendalian bidang peredaran tumbuhan dan satwa liar di wilayah hukum yang menjadi kewenangan Balai KSDA Prov. Jawa Tengah (Propinsi Prov. Jawa Tengah, Bekasi dan Tangerang). Penyusunan protap ini tetap mengacu pada UU No 41 Tahun 1999, PP No 45 Tahun 2004, dan Kepmenhut No 447/Kpts-II/2003. Adapun isi dari protap ini antara lain tentang tata cara pemeriksaaan dan penyegelan specimen  TSL baik yang masuk ataupun ke luar wilayah hukum Balai KSDA Prov. Jawa Tengah. Protap ini dharapkan dapat dipedomani pada awal bulan Juni 2011. Semoga dengan adanya protap Pemeriksaan dan Penyegelan Tumbuhan dan Satwa Liar di Pelabuhan Darat dan Udara dapat menertibkan peredaran TSL di wilayah hukum BKSDA Prov. Jawa Tengah yang mencakup Propinsi Prov. Jawa Tengah, Bekasi dan Tangerang ).

Baca Selengkapnya

Diterbitkan 20 May 2011

Operasi Pengamanan Fungsional Seksi Wilayah I

Picture 009Kamis siang, 19 Mei 2011 beberapa satwa terkategori dilindungi berhasil diselamatkan dari perdagangan bebas di Pasar Pramuka dan Pasar Jatinegara dalam operasi pengamanan fungsional Seksi Wilayah I Balai Konservasi Sumber Daya Alam Prov. Jawa Tengah yang diketuai tim oleh Marwan Shofa, SP. Satwa-satwa tersebut siap diperjualbelikan ke masyarakat, namun disayangkan pemilik dari satwa tersebut tidak berhasil ditangkap. Satwa yang berhasil diamankan adalah malu-malu (Nycticebus coucang) sebanyak 9 ekor, elang ular bido (Spilornis cheela) sebanyak 3 ekor, Nuri talaud (Eos histrio) sebanyak 1 ekor, Nuri maluku (Eos borneo) dan lutung (Trachypithecus auratus) sebanyak 2 ekor. Untuk jenis Nuri talaud (Eos histrio) termasuk terkategori terancam hamper punah di alam bebas. Budi Mulyanto, Spd selaku Kepala Seksi Wilayah I menyebutkan bahwa operasi pengamanan fungsional ini dilaksanakan dalam rangka pengendalian, penertiban dan pengawasan peredaran/pemanfaatan tumbuhan/satwa liar khususnya Prov. Jawa Tengah. Kegiatan ini merupakan tugas rutin yang secara kontinyu akan terus dilaksanakan dengan harapan dalam upaya konservasi (perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan) khususnya TSL dapat terwujud dan berjalan secara optimal. Perdagangan satwa liar illegal (Illegal tracking ) merupakan permasalahan yang sangat pelik di wilayah kerja Balai Konservasi Sumber Daya ALam Prov. Jawa Tengah. Berbagai upaya penertiban dalam peredaran tumbuhan dan satwa liar telah dilakukan oleh pihak Balai KSDA Prov. Jawa Tengah, namun dari tahun ke tahun permasalahan tersebut tidak pernah terselesaikan. Hal tersebut dikarenakan tumbuhan dan satwa liar yang diperdagangkan di Jawa Tengah berasal dari daerah dan bermuara di Kota Jawa Tengah serta tingkat awareness masyarakat Indonesia yang relatif masih sangat rendah.

Baca Selengkapnya

Diterbitkan 16 May 2011

Menhut Targetkan Tanam 1,5 Miliar Pohon

20110429034538zulkifli-hasan Menteri Kehutanan (Menhut) Zulkifli Hasan menargetkan bisa menanam 1,5 miliar batang pohon dalam upayanya untuk merehabilitasi kawasan hutan dan lahan kritis pada 2011. "Pada tahun 2010 kita berhasil menanam 1,39 miliar dari 1 miliar pohon yang ditargetkan. Saya yakin tahun ini bisa lebih dari itu," kata Zulkifli Hasan saat menghadiri wisuda ke-33 Universitas Muhammadiyah Palu, Jumat. Luas lahan kritis di Indonesia saat ini mencapai 40 juta hektar, sementara kawasan hutan Indonesia luasnya mencapai 187 juta hektar. Dia mengatakan, pohon-pohon itu bisa ditanam di kawasan hutan, hutan milik, rehabilitasi kebun, reklamasi pertambangan, atau penanaman pohon yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu. Zulkifli Hasan mengatakan, penanaman pohon itu adalah untuk menanggulangi bencana serta mengantisipasi perubahan iklim. Namun demikian, mantan Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) ini berharap keterlibatan masyarakat untuk menjaga pohon setelah ditanam. "Menanam pohon itu mudah, merawatnya yang susah," kata Zulkifli Hasan. Gerakan menanam 1 miliar pohon adalah program tahunan, dan diharapkan setiap tahunnya bisa ditanam lebih dari 1 miliar batang. Sementara itu, pada tahun 2011 Kementerian Kehutanan juga merencanakan rehabilitasi hutan dan daerah aliran sungai (DAS) di prioritas lahan seluas 500 ribu hektar, pembangunan hutan tanaman industri dan hutan tanaman rakyat yang juga seluas 500 ribu hektar. Selain itu juga terdapat hutan kemasyarakatan dan hutan desa seluas 500 ribu hektar, serta hutan kemitraan seluas 50 ribu hektar. Selain menghadiri wisuda Universitas Muhamaddiyah Palu, kehadiran Menhut juga untuk meresmikan hutan akademik di Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi. Hutan Akademik seluas 5.100 hektar itu juga berfungsi untuk kegiatan akademik mahasiswa Universitas Palu. http://www.antaranews.com

Baca Selengkapnya

Diterbitkan 09 May 2011

KEGIATAN AKSI BERSIH

Balai Konservasi Sumberdaya Alam Prov. Jawa Tengah mengadakan kegiatan Aksi Bersih Pada tanggal 7 s/d 8 Mei 2011 di TWA Grojogan Sewu (Karanganyar) dan TWA Telaga Warna/Pengilon (Wonosobo). Selain pihak Balai KSDA Prov. Jawa Tengah, Yayasan Majestic-55 (Alumni Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada yang Picture 528bergerak dibidang lingkungan hidup dan konservasi) dan Masyarakat anggota Lembaga Desa Konservasi Kelurahan Pulau Untung Jawa juga berpartisipasi dalam kegiatan ini.  Mereka sangat antusias mengikuti kegiatan aksi bersih selama dua hari. Hal tersebut menunjukkan tingginya kepedulian terhadap kawasan konservasi yang harus dipertahankan. Salah satu ancaman yang terjadi di TWA Grojogan Sewu (Karanganyar) dan TWA Telaga Warna/Pengilon (Wonosobo) adalah keberadaan  sampah yang mendarat di sekitar pantai. Bahkan akibat pasang surut yang terjadi, sampah terbawa masuk sampai ke habitat mangrove. Hal tersebut mengakibatkan kerusakan terhadap beberapa vegetasi mangrove. Kebanyakan sampah yang mendarat di kawasan ini adalah jenis-jenis sampah anorganik (yang susah diuraikan) seperti  plastik, sterofoam, karet dan sebagainya. Oleh karena itu, kegiatan aksi bersih ini sangat perlu dilaksanakan secara rutin mengingat ancaman sampah yang selalu menyerbu kawasan konservasi ini terutama pada musim angin timur dan barat. Marilah kita jaga dan lestarikan TWA Grojogan Sewu (Karanganyar) dan TWA Telaga Warna/Pengilon (Wonosobo) sebagai kawasan konservasi yang berperan penting sebagai salah satu sistem penyangga Kehidupan!

Baca Selengkapnya

Diterbitkan 25 Apr 2011

Kegiatan Kemah Bakti Kader Konservasi 2011

1 Kegiatan kemah bakti kader konservasi dan kelompok pecinta alam  pada tahun 2011 ini diikuti oleh kader konservasi yang tergabung dalam Pramuka Saka Wanabakti Prov. Jawa Tengah sebanyak 30 orang. Acara kemah bakti ini  dilaksanakan di Bumi Perkemahan Pulau Untung Jawa selama 2 (dua) hari pada tanggal 22-23 april 2011. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya Balai Konservasi Sumber Daya Alam Prov. Jawa Tengah dalam melaksanakan tugas pokok fungsinya untuk melakukan pembinaan masyarakat disekitar kawasan konservasi  dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat maupaun kepada generasi muda yang tergabung dalam kelompok kader konservasi, pecinta alam dan pramuka Saka Wanabakti, dan juga untuk meningkatkan peranserta masyarakat khusunya generasi muda yang tergabung dalam  Pramuka Saka Wanabakti. Agenda kegiatan kemah bakti ini antara lain : 1. Pembersihan sampah dilokasi Bumi Perkemahan Pulau Untung Jawa 2. Pemberian bantuan alat-alat kebersihan kepada masyarakat, khususnya diberikan kepada 5 mushola dan mesjid setempat 3. Penanaman pohon bakau jenis (Rhizophora Mucronata) di sekitar lokasi Bumi Perkemahan Pulau Untung Jawa

Baca Selengkapnya

Diterbitkan 24 Apr 2011

Kantor SKW-II BKSDA Prov. Terbakar!

Kantor Seksi Konservasi Wilayah II, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Prov. Jawa Tengah pada Minggu, 24 April 2011 sekitar pukul 11:30 WIB mengalami kebakaran.  Kebakaran telah menyebabkan gedung termasuk barang-barang yang ada di dalamnya hangus tak bersisa. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.  Penyebab kebakaran hingga kini  belum diketahui dan masih dalam penyelidikan kepolisian, saat ini di lokasi sudah dipasang police line. Gedung seluas 300 m2 yang terbakar tersebut merupakan gedung yang biasa digunakan sebagai kantor Seksi Konservasi Wilayah II, berada di Jalan Benda Raya No.1 Kelurahan Tegal Alur, Kecamatan Kalideres, Jawa Tengah Barat. Di lokasi tersebut terdapat 3 bangunan, yakni kantor SKW-II, gedung mess karyawan dan gedung klinik satwa PPS Tegal Alur. Di lokasi ini juga terdapat Pusat Penyelamatan Satwa Tegal Alur (PPS-red) sebagai tempat penampungan satwa-satwa dilindungi hasil sitaan, rampasan dan penyerahan masyarakat. Menurut informasi dari Staf PPS Tegal Alur yang sedang bertugas, kebakaran diketahui sekitar pukul 11:00 dimana api sudah melalap sebagian atap gedung.  Mereka berusaha mencoba memadamkan api dengan menyiramkan air, namun api sangat cepat membesar hingga menghanguskan seluruh bangunan. Setelah sekitar 1 jam terbakar, pemadam kebakaran tiba di lokasi dan langsung memadamkan api sehingga beruntung api tidak menyambar 2 gedung yang berada didekatnya. Sementara, satwa-satwa yang berada di PPS Tegal Alur saat ini keadaannya aman dan tidak terkena dampak dari peristiwa kebakaran tersebut. Namun data dan dokumen terkait penanganan satwa seluruhnya hangus terbakar. Untuk sementara, kegiatan perkantoran dan pelayanan akan dilakukan di gedung mess dan klinik satwa. DSC_5318resized

Baca Selengkapnya

Diterbitkan 12 Apr 2011

Angelina Sondakh: Hutan `Mangrove` Benteng Bencana Indonesia

20110404092846angelina-sondakhJawa Tengah (ANTARA News) - Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Angelina Sondakh mengingatkan sangat pentingnya upaya pengelolaan potensi hutan `mangrove` (bakau) sebagai benteng perlindungan terhadap resiko bencana di Indonesia. Ia mengatakan itu kepada ANTARA, di Jawa Tengah, Senin, setelah menerima informasi tentang hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) --yang terungkap pada Rapat Paripurna DPR RI-- atas kinerja pengelolaan hutan `mangrove` di kawasan Selat Malaka. "Kan diungkapkan BPK, masih adanya kelemahan kebijakan dan sistem pengendalian intern serta ketidakpatuhan terhadap ketentuan yang berlaku," kata Legislator yang juga aktivis lingkungan ini, antara lain ditunjuk sebagai `duta orang utan` sedunia. Akibatnya, demikian Angelina Sondakh masih mengutip temuan BPK, hal tersebut mengakibatkan kegiatan rehabilitasi, pemanfaatan, perlindungan dan konservasi hutan `mangrove` belum efektif. "Baik untuk memulihkan, mempertahankan, maupun meningkatkan fungsi hutan `mangrove` sebagai penyangga ekosistem pantai," ujarnya. Itulan sebabnya, mantan Putri Indonesia ini memberi reaksi cukup serius atas kegiatan rehabilitasi hutan `mangrove` bagi perlindungan terhadap bencana, sebagaimana terungkap (berdasarkan temuan BPK) pada Rapat Paripurna DPR RI pada hari Rabu (5/4) lalu. "Sebagai aktivis lingkungan dan `duta orang utan`, jelas saya agak prihatin dengan hasil pemeriksaan BPK atas kinerja pengelolaan hutan `mangrove` di kawasan Selat Malaka tersebut," tegasnya. Bencana Tsunami Masih adanya kelemahan kebijakan dan sistem pengendalian intern serta ketidakpatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, demikian Angelina Sondakh, harus segera diakhiri. "Karena hal tersebut terbukti mengakibatkan kegiatan rehabilitasi, pemanfaatan, perlindungan dan konservasi hutan `mangrove` belum efektif untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan mangrove sebagai penyangga ekosistem pantai," ujarnya lagi. Hal tersebut sangat disayangkan Angelina Sondakh, karena kesadaran yang kurang bagi pelestarian hutan `mangrove` akan berdampak bagi minimnya pertahanan kita terhadap bencana. Lebih lanjut ia menambahkan, seharusnya kita banyak belajar dari kejadian bencana yang lalu seperti `tsunami` Aceh dan Nias pada 2004 serta bencana tsunami Jepang 2011 baru-baru ini. "Bahwa kerusakan yang besar dan korban yang banyak disebabkan karena semakin terbatasnya keberadaan hutan `mangrove`," katanya. Padahal, menurutnya, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang sebenarnya sangat potensial untuk melestarikan hutan `mangrove`. "Karena itu, saya sangat mengimbau agar perlunya kita memiliki kesadaran tinggi tentang pentingnya rehabilitasi hutan `mangrove` sebagai benteng terhadap terjangan `tsunami` yang sangat mungkin melanda wilayah-wilayah tertentu," ujarnya. Guna kepentingan tersebut, janda `mendiang` Adjie Massaid ini mengharapkan agar Pemerintah melalui Kementerian Kehutanan dan Kementerian Lingkungan Hidup mulai sekarang bergiat segera merencanakan dan melaksanakan program bagi rehabilitasi hutan `mangrove` secara optimal. "Ini penting sekali demi terciptanya alam yang bersahabat dengan manusia, sehingga dapat mendukung lestarinya ibu pertiwi," pungkas Angelina Sondakh. (M036/K004) sumber : http://www.antaranews.com

Baca Selengkapnya

Diterbitkan 07 Apr 2011

Indonesia Kandidat Utama Penerima Oscar Lingkungan Hidup

Menteri Kehutanan London (ANTARA News) - Indonesia menjadi kandidat utama penerima Oscar Lingkungan Hidup oleh World Future Council Foundation (WFC) karena adanya kebijaksanaan dari Pemerintah provinsi Nangroe Aceh Darusalam mengeluarkan kebijakan moratorium atau penghentian sementara penebangan hutan. Fungsi Penerangan, Sosial, Budaya, KBRI Berlin, Purno Widodo kepada Antara London, Kamis, selain Indonesia, negara-negara yang dinominasikan menerima penghargaan adalah Bhutan, Brazil, Costa Rica, Ecuador, Finland, Gambia, Guatemala, Kenya, Nepal, Norway, India, Rwanda, Turkey, USA dan Vietnam. Seleksi akan dilakukan hingga menjadi enam negara, untuk dipilih tiga pemenang kebijakan yang terbaik, ujarnya. Dalam keterangan pers-nya, WFC menyampaikan pencalonan Indonesia sebagai penerima "The Future Policy Award 2011" atas berbagai kebijakan ditempuh Pemprov Nanggroe Aceh Darussalam melalui Instruksi Gubernur No.05 / INSTR / 2007. Kebijakan tersebut diambil guna mengembalikan fungsi hutan serta menata kembali strategi pembangunan hutan Aceh untuk mencegah terjadinya kembali musibah seperti banjir, tanah longsor dan gangguan satwa liar yang disebabkan adanya kerusakan hutan, terutama pasca bencana tsunami akhir tahun 2004 yang lalu. Instruksi Gubernur Aceh tersebut tertangkap radar World Future Council Foundation (WFC), lembaga nirlaba bertujuan memberikan masukan kepada politisi dan pengambil kebijakan guna menciptakan kerangka pembangunan berkelanjutan yang mempertimbangkan kepentingan keadilan antar-generasi. Pada tahun 2010, pemenang penghargaan ini adalah Costa Rican Biodiversity Law 1998, Australian Great Barrier Reef Marine Park Act 1975 and Environment Protection and Biodiversity Conservation Act 1999 serta Tuscan Regional Law 2004 on the Protection and Promotion of Heritage of Local Breeds and Plant Varieties. Penghargaan kepada tiga pemenang dari enam negara yang terpilih akan dikukuhkan pada tanggal 21 September mendatang pada Sidang Majelis Umum PBB di New York. Sekretariat UNFF, Sekretariat UN-CBD, WFC dan World Conservation Society akan bertindak selaku tuan rumah pada upacara penyerahan tersebut. Salah satu bukti Dubes RI untuk Republik Federal Jerman, Eddy Pratomo mengatakan KBRI Berlin menyambut baik nominasi terseut dan ini merupakan salah satu bukti kepemimpinan RI dalam upaya perlindungan iklim global, mencegah penggundulan hutan, serta melindungi dan melestarikan keragaman hayati. Dikatakannya hal ini tentunya juga merupakan bukti pengakuan masyarakat internasional terhadap berbagai upaya positif Pemerintah RI dalam memelihara paru-paru dunia. WFC merupakan suatu lembaga nirlaba bertujuan memberikan masukan kepada para politisi dan pengambil kebijakan guna menciptakan kerangka kebijakan pembangunan berkelanjutan yang selalu mempertimbangkan kepentingan keadilan antar-generasi. Berbasis di Hamburg, Jerman, serta berkantor cabang di London, Brussels, Washington DC dan Johannesburg, WFC beranggotakan 50 pakar dari seluruh dunia yang banyak berkiprah dalam menyuarakan kebijakan pembangunan berkelanjutan.(*) sumber : http://www.antaranews.com

Baca Selengkapnya

Diterbitkan 04 Apr 2011

Lagi, Ditemukan Gajah Mati Tak Wajar di Riau

Gajah_SumateraPekanbaru - Baru sepekan yang lalu seekor gajah induk ditemukan tewas tak wajar. Kini kembali seekor gajah betina remaja meregang nyawa secara tidak wajar. Ada dugaan termakan racun. Humas Balai Besar Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau M Zanir, mengungkapkan hal itu saat dihubungi detikcom, Sabtu (2/04/2011). Menurutnya, gajah betina yang usianya diperkirakan 20 tahun ini ditemukan tewas di areal perkebunan PT Dharmali Jaya Lestari (DJL) di Desa Petani, Kecamatan Mandau, Kab Bengkalis, Riau. "Kematian gajah remaja ini jelas tidak wajar. Namun kita belum dapat memastikan penyebab kematiannya. Tapi bila melihat kondisinya bisa jadi bisa jadi karena sakit, namun tidak tertutup kemungkinan gajah ini mati karena termakan racun," kata Zanir. Untuk memastikan penyebab kematian gajah itu, lanjut Zanir, pagi ini tim dokter hewan BBKSDA Riau, tengah menuju lokasi untuk melakukan otopsi. Hasil otopsi nantinya akan dibawa di laboratorium di Bukit Tinggi Sumatera Barat. Mengingat kematian gajah ini benar-benar di lokasi perusahaan perkebunan sawit, kata Zanir, pihaknya akan memintai keterangan pihak perusahaan PT Dharmali. "Dalam hal ini kita bukan bermaksud menuduh pihak perusahaan. Namun kita sebatas untuk memintai keterangan terkait kematian gajah ini di lokasi perkebunan mereka," kata Zanir. Pihaknya mengharapkan, agar masyarakat dapat menjaga kelestarian satwa yabg dilindungi itu. Masyarakat diharapkan untuk tidak membunuh gajah dengan cara apa pun. "Kita sangat menyayangkan atas kematian gajah ini. Masyarakat kita harapkan dalan menangani gajah untuk tidak bertindak sendiri. Sebaiknya selalu berkoordinasi dengan pihak terkait," harap Zanir. Sementara itu, sepekan yang lalu seekor induk gajah juga ditemukan tewas masih di kecamatan yang sama. Menurut Zanir, hasil otopsi sementar, kematian induk gajah itu karena mengalami sakit pada bagian tenggorokannya. "Tapi penyebab tenggorokan itu sakit, sample otopsi masih diteliti lebih dalam di Lab Bukit Tinggi," kata Zanir. Sumber : http://www.detiknews.com

Baca Selengkapnya

Diterbitkan 18 Feb 2011

SPORC, PPNS Kehutanan dan Polisi Tangkap Pemilik Galeri Pedagang Tumbuhan dan Satwa Liar

Operasi gabungan SPORC Brigade Elang, PPNS Kehutanan, dan Polri yang dilakukan pada Rabu, 9 Pebruari 2011 di wilayah Prov. Jawa Tengah berhasil mengamankan AKM, pemilik IGF galeri, serta barang bukti tumbuhan dan satwa liar. Berita selengkapnya silakan ikuti link berikut: http://www.dephut.go.id/index.php?q=id/node/7024

Baca Selengkapnya