Halaman Berita
Pembinaan Pengelola Homestay di Pulau Untung Jawa
Pada hari Jumat-Sabtu tanggal 16-17 September 2011 bertempat di Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Prov. Jawa Tengah mengadakan kegiatan Pembinaan Pengelola Homestay di Pulau Untung Jawa, dalam rangka membina masyarakat disekitar wilayah konservasi.
Kegiatan ini ditujukan bagi para pemilik homestay di Pulau Untung Jawa agar mereka mempunyai gambaran dan pemahaman mengenai usaha homestay yang baik sesuai dengan standar, selain itu juga terwujudnya pengelolaan usaha homestay yang memenuhi kelayakan hunian.
Selain itu juga sebagai salah satu upaya pemerintah dalam mengembangkan program pemberdayaan masyarakat secara luas, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat disekitar wilayah konservasi Balai KSDA Prov. Jawa Tengah.
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Prov. Jawa Tengah yaitu Ir.Ahmad Saerozi di dampingi oleh Kasubag TU yaitu Haris Yunanto, SH. Dilanjutkan dengan pemberian beberapa materi pembinaan pengelolaan homestay oleh narasumber yang berasal dari Balai konservasi Sumber Daya Alam Prov. Jawa Tengah sendiri dan juga dari Suku Dinas Pariwisata Dan kebudayaan yaitu, Tjeje Rahman.
Materi yang diberikan antarlain :
- Konsep Standar Usaha Homestay, oleh : Ir.Ahmad Saeroji
- Pengembangan Pariwisata Di Kepulauan Seribu, oleh : Tjeje Rahman
- Pembentukan Dan Pengembangan Kelembagaan Desa, oleh : Haris Yunanto, SH
Volume perdagangan satwa liar berhasil diturunkan
Jawa Tengah (ANTARA News) - Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Kemenhut, Darori, mengungkapkan volume perdagangan internasional produk tumbuhan dan satwa liar (TSL) 2011 berhasil ditekan sampai 10 persen dari tahun lalu.
Penurunan itu, kata Darori di Jawa Tengah, Selasa, salah satunya karena upaya intensif pemerintah menggalang kerja sama dengan banyak pihak.
"Volume perdagangan TSL cukup turun signifikan, kita lakukan kerjasama dengan masyarakat dan LSM, sehingga bisa terpantau jika ada aktifitas ilegal itu," kata Darori.
Perdagangan TSL, kata dia, merugikan negara sampai lebih Rp100 miliar, sedangkan nilai perdagangan TSL internasional bisa mencapai 180 miliar dolar AS per tahun. Nilai yang cukup tinggi itu melampaui nilai perdagangan senjata dan narkoba.
Perdagangan TSL, lanjut Darori, juga mengurangi populasi TSL dan kerugian ekologi yang besar. "Kerugian perdagangan TSL ini tak bisa dihitung karena kerugian ekologi jauh lebih besar,`` kata Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Ditjen PHKA, Bambang Novianto.
Menurut Novianto, Kemenhut terus memantau aktifitas perdagangan TSL, termasuk perubahan modus operandi yang dilakukan pelaku kejahatan ekologi itu. "Kerjasama seperti dengan ASEAN-WEN ikut membantu meminimalisir perdagangan TSL," kata dia,
Darori juga mengatakan Kemenhut fokus melestarikan satwa terancam punah khususnya satwa endemik. "Biaya untuk konservasi dan pelestarian satwa yang dialokasikan APBN minim. Karena itu, partisipasi masyarakat dan swasta sangat diperlukan untuk menghindari kepunahan primata ini."
Untuk itu, Darori mengapresiasi Aspinall Foundation yang sudah berkomitmen melakukan pelestarian satwa primata endemik pulau Jawa itu dengan pembangunan Pusat rehabilitasi Satwa Primata Jawa (PRSPJ). "Semua dana disediakan Aspinall, pemerintah dengan bantuan Perum Perhutani hanya membantu memfasilitasi," katanya.
Darori menambahkan dengan pusat rehabilitasi ini diharapkan seluruh owa jawa, lutung dan surili yang saat ini masih dipelihara oleh masyarakat secara berangsur-angsur dapat direhabilitasi di PRSPJ dan dilepasliarkan kembali kehabitat alaminya.
Sedangkan untuk satwa-satwa yang tidak memungkinkan untuk dilepasliarkan diharapkan dapat dijadikan sebagai indukan untuk menghasilkan keturunan. Selain sebagai pusat rehabilitasi, PRSPJ ini juga diharapkan dapat berfungsi sebagai tempat penelitian dan pendidikan konservasi khususnya konservasi primata jawa bagi masyarakat luas.
Sebelumnya, Dirjen meresmikan Pusat Rehabilitasi Satwa Primata Jawa di Patuha Resort, Jawa Barat, untuk melestarikan satwa yang terancam punah, khususnya satwa endemik seperti primata dari pulau Jawa, yakni Owa Jawa, lutung, dan surili.
Country Director The Aspinall Foundation, Made Wedana, mengatakan pihaknya berkomitmen membantu penyelamatan satwa langka dan hampir punah di seluruh dunia. "Sebelum upaya rehabilitasi primata Jawa ini, Aspinall membantu pelestarian gorila di Afrika."
Kerja sama dengan Kemenhut selama 5 tahun mulai 2009 dan akan dievaluasi untuk dilanjutkan lima tahun berikutnya, kata Made. Target Aspinall bisa merehabilitasi primata Jawa untuk bisa dilepas kembali ke hutan, katanya.
Mengenai dana yang dikucurkan untuk PRSPJ ini, Made mengaku pihaknya tidak mematok angka. "Selama rehabilitasi dilakukan, Aspinall akan menggunakan dana yang memang sudah disiapkan. Sampai saat ini kami sudah mengeluarkan Rp2 miliar," katanya.
Made mendukung upaya Kemenhut melestarikan satwa primata yang hampir punah. Karenanya pusat rehabilitasi nantinya perlu dilengkapi dengan pembentukan wildlife crime unit guna melakukan investigasi dan penertiban terhadap pemilikan dan perdagangan illegal satwa-satwa dimaksud.
www.antaranews.com
Pendidikan Konservasi Bagi Satuan Karya Wanabakti
Dalam rangka meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap konservasi sumber daya alam hayati beserta ekosistemnya khususnya di Propinsi Prov. Jawa Tengah, maka Balai Konservasi Sumber Daya Alam Prov. Jawa Tengah mengadakan sejumlah kegiatan, diantaranya â€Pendidikan Konservasi Bagi Satuan Karya Wanabakti Kwartir Cabang Kota Bekasi Tingkat SMAâ€.
Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 6-10 September 2011 di Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu. Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk melatih dan menumbuhkembangan minat dan kepedulian generasi muda dalam rangka melestarikan alam terutama kawasan konservasi di Propinsi Prov. Jawa Tengah.
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Prov. Jawa Tengah yaitu Ir.Ahmad Saerozi di dampingi oleh Kasubag TU yaitu Haris Yunanto, SH. Dilanjutkan dengan pemberian beberapa materi konservasi oleh narasumber yang berasal dari Balai konservasi Sumber Daya Alam Prov. Jawa Tengah sendiri.
Materi konservasi yang diberikan antarlain :
- Ekosistem hutan bakau di wilayah Propinsi Prov. Jawa Tengah
- Survival di daerah pantai
- Ekologi burung merandai di TWA Grojogan Sewu (Karanganyar)
" Enceng Yang Membuat Gondok"
Sabtu, 30 Juli 2011 Balai Konservasi Sumber Daya Alam Prov. Jawa Tengah mengadakan aksi bersih enceng gondok di TWA Grojogan Sewu Muara Angke. Segenap pegawai Balai KSDA Prov. Jawa Tengah terlibat kegiatan aksi bersi ini, dari pejabat  Struktural , pejabat fungsional dan staf. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kepala Seksi Konservasi Wilayah III, MUJIASTUTI S. Hut yang memiliki kewenangan dalam pengelolaan kawasan konservasi di wilayah Jawa Tengah Utara dan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Tidak luput pula, Kegiatan ini dimeriahkan oleh partisipasi dari rekan-rekan  Jawa Tengah Green Monster, anak-anak SMPN 122 Jawa Tengah Utara dan Masyarakat sekitar Kelurahan Kapuk Muara.
Enceng g
ondok yang memiliki nama latin Eichornia crassipes merupakan gulma di dalam kawasan TWA Grojogan Sewu Muara Angke. Enceng gondok dapat tumbuh sangat cepat pada wilayah perairan sehingga dalam waktu yang singkat dapat mengurangi oksigen perairan, mengurangi fitoplankton dan zooplankton serta menyerap air, bahkan dapat menyebabkan proses pendangkalan. Oleh sebab itu keberadaan tumbuhan ini dalam kawasan harus dimusnahkan.
Namun disisi lain, penelitian dari Laboratorium Biokimia Institut Pertanian Bogor menunjukkan bahwa enceng gondok   ini mempunyai kemampuan dalam menyerap logam berat khususnya Fe, Pb, Cu, dan Zn. Selain dapat menyerap logam berat, eceng gondok dilaporkan juga mampu menyerap residu pestisida, contohnya residu 2.4-D dan paraquat.
Perlu diketahui, bahwa permasalahan yang terjadi di kawasan TWA Grojogan Sewu Muara Angke adalah pencemaran yang cukup tinggi akibat sampah dimana setiap jam berton-ton sampah yang melewati kawasan. Bila dihubungkan dengan hal tersebut, keberadaan enceng gondok akan bermanfaat dapat menyerap logam berat, namun karena status kawasan yang berupa suaka margasatwa menyebabkan tidak boleh adanya tumbuhan invansif dan dapat mengurangi kadar oksigen yang berdampak mengganggu vegetasi lainnya sehingga keberadaan enceng gondok memang harus dimusnahkan dari dalam kawasan.
Kegiatan aksi bersih di dalam kawasan TWA Grojogan Sewu Muara Angke memang sering dilaksanakan tetapi sampai saat ini pemecahan permasalahan dari sampah belum dapat terselesaikan. Semoga antusias salah satu generasi bangsa SMPN 122 Jawa Tengah Utara dalam kepeduliannya membersihkan enceng gondok sebagai wujud mempertahankan ekosistem TWA Grojogan Sewu Muara Angke dapat menggugah bangsa ini untuk tetap peduli dan sadar terhadap lingkungan.
Lagi..... Trenggiling (Manis Javanica) di selundupkan
Pada hari Senin tanggal 11 Juli 2011 bertempat di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Soekarno-Hatta, telah diserahterimakan hasil sitaan trenggiling (Manis Javanicus)Â berupa daging beku dan sisik trenggiling oleh Dirjen Bea dan Cukai Tipe Madya Soekarno-Hatta kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam Prov. Jawa Tengah.
Dirjen Bea dan Cukai Tipe Madya Soekarno-Hatta berhasil melakukan penegahan terhadap pengiriman spesimen satwa dilindungi Undang-undang yaitu, Trenggiling (Manis Javanica) di Gudang Ekspor UNEX Bandara Soekarno-Hatta sebanyak 20 box atau setara dengan 532 kg daging trenggiling dalam kondisi beku.
Kemudian dilakukan pengembangan kembali dari hasil penegahan di bandara Soekarno-Hatta menuju gudang di JL.Bendungan Utara No.14K, Jawa Tengah oleh petugas Bea dan Cukai bersama dengan petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam Prov. Jawa Tengah dan berhasil menyita barang bukti trenggiling (Manis Javanica) sebanyak :
- 4 (empat) buah freezer berisi daging trenggiling (Manis Javanica)dengan total berat kurang lebih 1.200 kg dalam kondisi beku
- 19 (sembilanbelas) box sisik trenggiling dengan total berat kurang lebih 380 kg
Pameran Flora dan Fauna Jawa Tengah 2011 di Taman Lapangan Banteng
Balai Konservasi Sumber Daya Alam Prov. Jawa Tengah dipastikan berpartisipasi pada kegiatan pameran flora dan fauna (flona) yang digelar pada 21 Juni 2011- 25 Juli 2011 di Lapangan Banteng, Jawa Tengah Pusat. Lokasi stand Balai Konservasi Sumber Daya Alam Prov. Jawa Tengah berada di Blok E No.29 dan akan dibuka mulai jam 08.00 pagi - 20.00 malam. Pameran yang diselenggarakan oleh Dinas Pertamanan dan Pemakaman Prov. ini juga menjadi salah satu rangkaian acara untuk memeriahkan HUT ke-484 Jawa Tengah. Pembukaan Pameran Flona 2011 juga dihadiri oleh Gubernur Prov. Jawa Tengah yaitu Bpk.Fauzi Bowo, Beliau pun menyempatkan diri untuk mengunjungi satu per satu stand yang ada pada Pameran Flona 2011, salah satunya stand BKSDA Prov. JAWA TENGAH.
Salah satu tujuan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Prov. Jawa Tengah berpartisipasi dalam pameran tersebut untuk menyebarluaskan informasi kegiatan konservasi insitu dan eksitu di wilayah Prov. Jawa Tengah kepada masyarakat khususnya di wilayah Prov. Jawa Tengah, hal tersebut diungkapkan Bp.Budi Mulyanto, S.Pd selaku Ketua Pelaksana Pameran Balai Konservasi Sumber Daya Alam Prov. Jawa Tengah pada Pameran Flora dan Fauna 2011.
Ken : '' Barbie Kita Putus!"
Organisasi Lingkungan Greenpeace mengumumkan hasil investigasi yang mengejutkan pada hari Rabu (8/6) lalu. Barbie, boneka mainan paling terkenal di dunia, terbukti terkait dengan perusakan hutan hujan. Kemasan yang digunakan oleh boneka ini ternyata menggunakan bahan baku yang berasal dari hutan Indonesia yang menjadi rumah dari spesies langka seperti Harimau Sumatra.
Menggunakan uji forensik, para peneliti Greenpeace menemukan bahwa kemasan Barbie berasal dari perusakan hutan Indonesia. Selain uji forensik, peneliti Greenpeace juga melakukan investigasi lapangan langsung, pemetaan data dan menelusuri sertifikat perusahaan untuk menguatkan bukti bahwa Mattel, pembuat Barbie, juga perusahaan-perusahaan mainan besar lain termasuk Disney, menggunakan kemasan yang diproduksi oleh Asia Pulp and Paper (APP).
“Kami menemukan sesuatu yang cukup mengejutkan, beberapa produk yang selama ini digemari lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa, ternyata terlibat dalam penghancuran hutan di Indonesia. Di dalam penelitian kami, salah satu perusahaan besar di dalam produksi mainan yaitu Mattel ternyata terkait dengan APP, salah satu bagian dari Sinar Mas Grup. Dimana kemasan dari produk Mattel itu berasal dari penghancuran hutan di Indonesia,†papar Zulfahmi.
Atas hasil investigasinya tersebut, sejumlah aktivis Greenpeace di Los Angeles berjas tuxedo menyerupai Ken, kekasih Barbie, membentangkan spanduk raksasa di Kantor Pusat Mattel bertuliskan “Barbie: Kita Putus. Aku Tak Sudi Memiliki Kekasih yang Terlibat Deforestasiâ€. Demonstrasi tersebut menandai diluncurkannya kampanye Greenpeace secara global untuk menghentikan industri mainan menjadi penyebab perusakan hutan di Indonesia.
Indonesia di mata Green Peace adalah satu di antaranegara dengan laju deforestasi tercepat di dunia. Diperkirakan lebih dari satu juta hektar hutan dihancurkan setiap tahunnya. Meski pemerintah baru-baru ini telah mengumukan moratorium (penghentian sementara) pemberian ijin baru perusakan hutan, data memperlihatkan bahwa moratorium ini tidak bisa melindungi 45 juta hektar hutan alam dan lahan gambut.
“Greenpeace menyerukan kepada pemerintah Indonesia untuk mengkonkritkan upaya yang lebih kuat untuk melindungi hutan alam dan lahan gambut Indonesia yang masih tersisa – termasuk di hutan yang izin konsesinya telah diberikan. Hal ini hendaknya diikuti dengan pengkajian ulang semua ijin konsesi yang telah diberikan untuk memastikan apakah konsesi itu diperoleh sesuai dengan hukum Indonesia atau tidak. Saat ini, hutan, lahan gambut dan satwa yang hidup di dalamnya terus dihancurkan oleh perusahaan seperti APP.†demikian Zulfahmi, Jurukampanye Hutan Greenpeace Asia Tenggara menambahkan.</font>
20 Hektare Mangrove Karanganyar Rusak
Kondisi permukaan laut yang pasang surut dan banyaknya sampah yang masuk ke bibir Pantai Karanganyar, menyebabkan 20 hektare lahan mangrove atau bakau di pulau tersebut mengalami kerusakan yang cukup parah.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (Ka BKSDA) Prov. Jawa Tengah, Ir. Ahmad Saerozi saat ditemui Tribunnews.com di Karanganyar, Minggu (5/6/2011).
"Dari luas area keseluruhan pulau rambut yang mencapai 90 hektare dimana 20 hektare diantaranya mengalami kerusakan oleh karena kondisi alam dan permukaan air yang pasang surut. Oleh karena itulah untuk hari ini kita bersama Yayasan Puteri Indonesia dan instansi terkiat akan melakukan penanaman simbolis 50 mangrove diatas tanah seluas 2 hektare," terang Ahmad Saerozi.
Selain adanya kerusakan alam yang mencapai 20 hektare tersebut, juga diperparah dengan banyaknya sampah kiriman yang memenuhi sepanjang bibir Pantai Karanganyar.
"Kadang dalam jangka waktu tertentu sampah bisa mencapai puluhan ton," terangnya.
http://www.tribunnews.com/
AKSI MENANAM DAN BERSIH SAMPAH BALAI KSDA Prov. JAWA TENGAH DAN YAYASAN PUTRI INDONESIA
Hari Minggu tanggal 5 Juni 2011, Suaka Margsatwa Karanganyar kedatangan Nadine Alexandra dalam rangka hari lingkungan hidup 2011. Dalam kesempatan ini rombongan Yayasan Putri Indonesia dan Ketua KNPI Dr. M. Aziz Syamsuddin, SE., SH., MAF., MH didampingi Sekjen KNPI Sayed Muhamad Mulyadi, SH disambut langsung oleh Kepala Balai KSDA Prov. Jawa Tengah Ir. Ahmad Saerozi beserta ibu di dermaga Tanjung Pasir Tanggerang. Selanjutnya rombongan langsung menuju ke Pulau Untung Jawa dengan menggunakan kapal yang di kawal oleh 2 speed patroli Balai KSDA Prov. Jawa Tengah.
di Kelurahan Pulau Untung Jawa rombongan disambut oleh Sekretaris Lurah dan langsung diserahkan secara simbolis bibit mangrove.
setiba di SM. Karanganyar rombongan diterima oleh Kepala Balai KSDA Prov. Jawa Tengah Ir. Ahmad Saerozi dan Staff Balai KSDA Prov. Jawa Tengah dan langsung diberikan pengarahan oleh Kepala Balai tentang potensi dan keanekaragaman hayati yang ada di SM Karanganyar, dan dilanjutkan dengan acara penanaman simbolis bibit mangrove di TWA Grojogan Sewu (Karanganyar) oleh Putri Indonesia 2010 Nadine Alexandra dan Kepala Balai KSDA Prov. Jawa Tengah Ir. Ahmad Saerozi serta ketua KNPI M. Aziz Syamsuddin, SE., SH., MAF., MH.
tampak dalam gambar Putri Indonesia Nadine Alexandra melakukan penanaman Bakau di dampingi oleh Kepala Balai KSDA Prov. Jawa Tengah Ir. Ahmad Saerozi.
pertukaran plakat antara Balai KSDA Prov. Jawa Tengah dan Yayasan Putri Indonesia, KNPI dan Green Edelweis Foundation
dalam kesempatan ini Putri Indonesia 2010 Nadine Alexandra juga menghimbau agar semua pihak terutama masyarakat jakarta dapat menjaga terus kebersihan lingkungan agar tempat-tempat seperti kawasan konservasi TWA Grojogan Sewu (Karanganyar) dapat terus terjaga kelestariannya dan dapat menjadi habitat bagi burung-burung air yang ada di dunia.
KERJASAMA PENEGAHAN PENGIRIMAN SATWA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG TRENGGILING (Manis javanica) ANTARA DI
Pada hari Senin tanggal 23 Mei 2011, Dirjen Bea dan Cukai Pelabuhan Tanjung Priok berhasil melakukan penegahan terhadap pengiriman spesimen satwa dilindungi Undang-undang sebanyak 1.062 box, dengan modus mencampurkan specimen satwa tersebut berupa daging Trenggiling (Manis javanica) dengan daging ikan beku. Adapun dari 1.062 box tersebut terdiri dari 749 box ikan beku (Frozen Fish) dengan berat per box 20 Kg setara 14.980 Kg, kemudian 309 box daging Trenggiling (Manis javanica) dengan berat per box rata-rata 24,12 Kg setara dengan 7.453,08 Kg, dan masih ditemukan sisik Trenggiling (Manis javanica) sebanyak 4 box dengan total berat 64,60 Kg.
Kepala Balai KSDA Prov. Jawa Tengah Ir. Ahmad Saerozi selaku pemangku wilayah telah berkoordinasi dengan Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan pada Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Pelabuhan Laut Tanjung Priok pada kesempatan pertama saat dilakukan penegahan. Seluruh barang bukti tersebut saat ini sedang dalam pengawasan petugas Dirjen Bea dan Cukai dengan bekerjasama Polisi Kehutanan yang bertugas di Pelabuhan Tanjung Priok.
Dengan hasil penegahan tersebut maka kejadian ini adalah yang kesekian kalinya terjadi di wilayah Indonesia. Arahan Direktur Jenderal PHKA dalam kaitannya dengan kejadian dimaksud agar segera dilakukan penyidikan yang cermat dan tersangka dititipkan/diamankan di BARESKRIM MABES POLRI tanpa ada upaya penangguhan. Barang Bukti agar tetap dijaga dan tidak berkurang sedikitpun sebagai dasar penuntutan di pengadilan. Apabila sudah ada keputusan hukum yang bersifat tetap (Incraht), maka Barang Bukti akan dimusnahkan dengan menghadirkan unsur Kementerian Kehutanan, Kementerian Keuangan, MABES POLRI, Kejaksaan Agung, KPK dan LSM seperti yang sudah pernah dilakukan sebelumnya.
Diharapkan kerjasama antara Dirjen Bea dan Cukai dengan Dirjen PHKA dapat terus ditingkatkan dalam rangka pengendalian Tumbuhan dan Satwa Liar dilindungi Undang-undang yang ada di Indonesia dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.